Pages

Selasa, 22 April 2014

Hikmah diturunkan Al-Quran secara berangsur-angsur



Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahu 2 bulan 22 hari atau 23 tahun , 13 tahun di mekah dan 10 tahun di madinah. Hikmah diturunkan al-quran secara berangsur-angsur itu ialah:
1.      Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan. Orang akan enggan melaksanakan suruhan, dan larangan sekiranya suruhan atau larangan itu diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dari riwayat ‘Aisyah r.a.
2.      Diantara ayat-ayat itu ada yang mansukh dan ada yang nasikh sesuai dengan kemaslahatannya. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al-Quran diturunkan sekaligus. (Ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan mansukh).
3.      Turunnya suatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengesankan dan akan lebih berpengaruh di hati.
4.      Memudahkan penghafalan.
5.      Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagai dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas r.a. hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al-Quran diturunkan sekaligus.

Cara-cara Al-Quran Diwahyukan



Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu mengalami bermacam-macam cara dan keadaan, diantaranya :
1.      Malaikat memaukan wayu itu kedalam hatinya. Dalam hal ini nabi saw tidak melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi menyatakan : “Ruhul Qudus mewahyukan kedalam kalbuku” (lihatsurat (42) Asy Syuura ayat 51.
2.      Malaikat menampakan dirinya kepada Nabi berupa seseorang lelaki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar-benar akan kata itu.
3.      Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu datang ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit : “Aku adalah pennuliswahyu yang diturunkan kepada Rosulullah. Aku lihst Rasulullah ketika turunnya sekan-akan disrang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, berubahlah beliau kembali seperti biasa.”
4.      Malaikat menampakan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki seperti keadaan no. 2 , tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli.

 

Sejarah Al-Quran

Sejarah Al-Quran

Apakah Al-Quran Itu? 
           Arti kata Quran dan apa yang dimaksd dengan Al-Quran
“Quran” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang di kemukakan oleh Dr. Subhi Al Salih berarti bacaan, asal  kata qara’a. Kata Al Quran itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca).
Kemudian dipakaikata “Quran” itu untuk Al-Quran yang dikenal sekarang ini. Adapun definisi Al-Quranialah : “Kalam Allah SWT yang merupakan mu;jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw dan yang ditulis di mushaf dasn diriwayatkan dengan mutawakir serta membacanya adalah ibadah.”
Dengan ini, Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-nabi selain nabi muhammad saw, tidak dinamakn al-quran seperti taurat yang diturunkan kepasda nabi musa as, atau injik yang diturunkan kepada nabi isa as, Demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada nabi muhammad Saw yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti hadist Qudsi, tidakpula dinamakan Al-Quran.